Pengencang (fastener) merupakan sebuah produk yang digunakan dalam proses perakitan untuk mengencangkan atau menggabungkan bagian-bagian yang berbeda sehingga dapat tersambung menjadi satu bagian. Menggunakan fasteners dapat memudahkan proses perakitan terutama untuk mengatasi permasalahan dimana komponen rakitan tersebut tidak tersedia dalam bentuk utuh. Selain itu, penggunaan fastener juga akan sangat mempermudah proses perbaikan dan perawatan disamping mempercepat proses perakitan.
Salah satu jenis fastener yang paling sering digunakan dalam proses perakitan adalah baut dan mur. Baut dan mur sering digunakan untuk menggabungkan komponen yang terpisah seperti penahan atau bracket, hose, piping, dan lain-lain. Penggunaan fastener tipe seperti ini juga harus memperhatikan cara pemasangan dan pengencangan agar dapat digunakan sesuai dengan petunjuk produk fastener tersebut. Proses perakitan beresiko harus diulang kembali jika proses pemasangan tidak dilakukan dengan benar yang dapat berujung pada membengkaknya biaya yang harus dikeluarkan.
Dikarenakan banyaknya jenis baut dan mur yang tersedia di pasaran maka memahami setiap jenis baut dan mur tersebut menjadi penting. Selain itu, baut dan mur juga tidak hanya digunakan oleh para profesional saja, namun banyak juga objek rumah tangga yang memerlukan fastener jenis ini. Artikel ini akan mencoba memberi pemahaman mengenai berbagai jenis baut dan mur yang tersedia di pasaran serta produk pengencang atau fastener lain yang bisa digunakan.
Klasifikasi Berbagai Jenis Produk Fastener
Baut
Baut (Bolt) dan Mur (Nut) merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan dari satu dengan yang lainnya. Fungsi kedua komponen ini adalah untuk menyatukan dua objek yang terpisah menjadi satu kesatuan namun masih bisa dipisahkan kembali dengan mudah. Baut sendiri memiliki alur pada batang atau tabungnya yang berbentuk spiral atau heliks. Keuntungan dengan menggunakan fastener jenis ini adalah kemudahan untuk menyambung dan melepas kembali objek atau benda yang digabungkan.
Pada umumnya, proses pengencangan bisa dilakukan dengan memasukkan baut ke dalam mur sambil memutar baut sesuai dengan arah jarum jam. Proses seperti ini biasanya berlaku untuk baut yang memiliki ulir kanan. Beberapa jenis baut yang digunakan untuk keperluan spesial juga memiliki ulir kiri.
Industri konstruksi dan otomotif adalah pengguna utama dari baut dan mur. Selain penggunaan pada kendaraan bermotor, produk fastener jenis ini juga banyak digunakan dalam konstruksi bangunan, konstruksi jembatan, dan berbagai proyek konstruksi sejenisnya. Industri produksi mesin juga banyak menggunakan fastener jenis ini.
Baca Juga : Macam-Macam Jenis Ulir
Memahami Spesifikasi Baut
Baut pada umumnya memiliki kepala, badan, serta ulir yang terukir pada batang atau tabung baut tersebut. Ukuran kepala baut penting untuk diketahui karena ukuran tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis kunci atau socket yang cocok untuk digunakan. Perhitungan ukuran baut biasanya ditentukan sesuai dengan diameter bagian kepala dari baut tersebut.
Sementara itu, panjang baut ditentukan dari jarak ujung ulir dari baut tersebut dengan titik yang berada di bawah kepala baut. Untuk pengukuran badan baut, diameter puncak ulir biasanya digunakan untuk menentukan parameter tersebut. Hanya saja, beberapa produsen baut memiliki ketentuan sendiri untuk pengukuran.
Jenis ulir yang digunakan juga akan membedakan jenis baut tersebut:
a. Baut dengan Ulir Setengah
b. Baut dengan Ulir Penuh
Klasifikasi Jenis Baut Sesuai dengan Metode Pengukuran
1. Bolt Inch
Ukuran ulir baut menentukan jenis baut itu sendiri. Standarisasi ukuran ulir baut biasanya menggunakan Unified Screw Thread Standard, dimana klasifikasi akan didasarkan pada banyaknya puncak ulir di setiap inci baut. Ada beberapa notasi yang digunakan untuk unified screw, antara lain:
Bolt Code: ½-20-UNC-3
3 = Ukuran panjang baut yang dinyatakan dalam inch.
C = Coarse, artinya baut tersebut memiliki ulir yang kasar.
F = Fine, artinya baut tersebut memiliki ulir yang halus.
20 = Representasi banyaknya ulir yang ada pada setiap inch baut.
Notasi pada baut juga bisa membedakan mana baut yang memiliki ulir kasar (coarse thread) dan baut yang memiliki ulir halus (fine thread). Baut berulir kasar biasanya ditandai dengan notasi UNC, sedangkan baut berulir halus memiliki notasi UNF. Pada umumnya, baut coarse thread lebih banyak digunakan karena alurnya yang lebih dalam. Baut fine thread memiliki aplikasi yang lebih sedikit, termasuk sebagai pengaman untuk komponen yang kecil dan sensitif.
2. Bolt Metric
Standarisasi Metric sendiri didasarkan pada jarak yang muncul antara dua puncak ulir pada baut. Standar Metric juga memiliki notasi yang ditunjukkan sebagai berikut:
Bolt Code: M 12 x 1.75-80-8.8
8.8 = Tingkat kekuatan baut sesuai dengan kelasnya.
80 = Ukuran baut dalam bentuk panjang.
1.75 = Jarak antara dua puncak ulir terdekat yang dinyatakan dalam mm.
12 = Besarnya puncak thread yang dinyatakan dalam mm.
M = Ukuran ulir baut sesuai ISO Metric.
Baca Juga : Korosi Pada Fastener
Tingkat Kekuatan ( Grade) Baut
a. SAE
Standarisasi baut yang ditentukan oleh Society of Automotive Engineers (SAE) mengukur tingkat kekuatan dari baut berdasarkan kekuatan tarik (tensile strength), treatment, serta material yang digunakan. Berikut merupakan tabel spesifikasi baut dengan menggunakan standarisasi SAE:
b. ISO
International Standardization of Organization (ISO) juga menerbitkan ketentuan untuk klasifikasi bolt metric. Kekuatan tensile dan kekuatan luluh (yield strength) menjadi komponen utama dalam standarisasi ini. Standarisasi ini juga harus dimunculkan pada permukaan kepala baut untuk baut yang berukuran lebih dari 4 mm. Berikut tabel yang menjelaskan klasifikasi bolt metric menggunakan ISO.
Jenis baut dan mur juga dibedakan berdasarkan penggunaannya. Industri otomotif, konstruksi, dan industri lainnya biasanya menggunakan jenis baut dan mur yang berbeda pula.
1. Carriage Bolts
![]() |
Beli produknya di sini |
Baut jenis ini biasanya dapat diidentifikasi dengan mudah dari bentuk kepala yang terlihat seperti kubah. Baut seperti ini biasanya digunakan untuk menyambungkan komponen yang terbuat dari material kayu. Carriage Bolts atau Baut Payung juga memiliki bentuk persegi empat di bawah kepala yang berfungsi untuk mengikat komponen kayu dengan lebih kuat.
2. Square Head Bolts
![]() |
Beli produknya di sini |
Berbagai jenis industri biasanya banyak menggunakan jenis baut Square Head Bolts. Hal ini dikarenakan baut jenis ini cocok untuk digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk dalam proyek konstruksi serta berbagai industri berat lainnya.
3. Flange Bolts
![]() |
Beli produknya di sini |
Seperti namanya, Flange Bolts memiliki bubunan (flange) yang terletak dibawah kepala baut. Komponen kecil tersebut bertujuan untuk memberikan kekuatan lebih pada baut. Baut seperti ini biasanya dibuat dari berbagai material, seperti baja hitam ataupun besi.
4. Hex Bolts
![]() |
Beli produknya di sini |
Baut jenis ini biasanya banyak digunakan untuk reparasi maupun industri konstruksi. Seperti namanya, baut segi enam memiliki bentuk hexagonal pada bagian kepalanya. Material yang digunakan untuk baut seperti ini biasanya beragam sesuai dengan penggunaannya. Selain itu, baut jenis ini juga banyak memiliki komponen seng plating atau kadmium sebagai lapisan untuk mengurangi resiko korosi dan terbentuknya karat.
Penggunaan baut segi enam juga sangat beragam, termasuk untuk industri otomotif hingga aplikasi yang sering terpapar suhu tinggi.
Mur
Tidak jauh beda dengan baut, mur juga memiliki klasifikasi tersendiri yang didasarkan pada fungsi serta kebutuhan penggunaan mur tersebut. Di bawah ini merupakan beberapa jenis kepala mur yang sering dijumpai:
1. Mur Segi Enam
![]() |
Beli produknya di sini |
Mur segi enam banyak dijumpai dalam berbagai penggunaan di industri yang beragam.
2. Castellated Nut
![]() |
Beli produknya di sini |
Castellated Nut biasanya memiliki mekanisme penguncian untuk memperkuat proses pengencangan. Mur jenis ini dapat mudah dikenali dengan adanya slot pengunci atau mahkota. Penggunaan mahkota tersebut akan mengurangi resiko perubahan posisi mur terutama pada objek yang sering bergerak.
3. Mur Pengunci
![]() |
Beli produknya di sini |
Lock Nut berfungsi untuk mengamankan posisi mur utama agar tidak pindah dari posisi yang sudah ditentukan. Ukuran mur jenis ini biasanya lebih tipis daripada mur utama yang digunakan.
Baca Juga : Tips Pemeliharaan Komponen Fastener
Washer
Washer merupakan komponen berbentuk cincin yang diposisikan antara baut dan mur serta objek yang dikencangkan. Ada beberapa fungsi washer yang biasanya didasarkan pada bentuk washer tersebut, antara lain:
- Plain Washer, berfungsi untuk mengurangi resiko kerusakan pada objek yang dikencangkan dengan mendistribusikan beban pada permukaan yang lebih lebar.
- Helical Spring Washer, banyak digunakan pada komponen yang sering terpapar dengan vibrasi atau getaran yang kuat untuk mengurangi resiko kekenduran pada baut ataupun mur.
- Toothed Lock Washer, berfungsi untuk mengurangi pengaruh getaran yang dapat membuat baut dan mur menjadi kendur. Washer jenis ini memiliki fungsi yang mirip dengan Helical Spring Washer. Hanya saja, aplikasinya lebih banyak digunakan pada terminal kabel.
Beberapa jenis washer:
![]() |
![]() |
![]() |
Cek produknya di sini | Cek produknya di sini | Cek produknya di sini |
Screw/Sekrup
Sekrup (screw) adalah jenis lain dari fastener yang memiliki bentuk dan fungsi yang hampir mirip dengan baut. Perbedaan terbesar adalah ukuran sekrup yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan baut.
- Selain menggunakan mur, sekrup juga dapat dipasangkan dengan lubang ulir dalam penggunaannya sebagai pengencang.
- Beberapa alat seperti screwdriver, socket screw, atau kunci L dapat digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan sekrup.
Beberapa jenis sekrup:
![]() |
![]() |
![]() |
Cek produknya di sini | Cek produknya di sini | Cek produknya di sini |
Jadi, berbagai jenis produk fastener yang dibedakan berdasarkan jenis dan penggunaannya harus dipahami agar dapat menentukan jenis fastener mana yang kayak digunakan. Selain itu,penjelasan pada artikel ini juga diharapkan dapat mempermudah pemilihan jenis produk fastener yang akan digunakan.
Berikut beberapa istilah yang perlu dipahami untuk memperjelas pemilihan produk fastener yang sesuai:
- Alloy Steel : Material logam yang terdiri dari campuran beberapa komponen logam tertentu untuk meningkatkan kualitasnya.
- Carbon Steel : Material yang banyak digunakan untuk produk fastener yang biasanya terdiri dari besi dan karbon.
- Fastener : Alat pengencang yang digunakan untuk menggabungkan dua objek atau lebih.
- Proof Load : Titik tertentu dari yield strength, biasanya sekitar 80 sampai 90%.
- Tempered : Proses pemanasan untuk meningkatkan kekuatan atau kekerasan material.
- Yield Strength : Nilai kekuatan dari sebuah material untuk menahan beban tanpa merubah bentuk material secara permanen.
- Tensile Strength: Beban paling besar yang dapat ditahan oleh material fastener sebelum material tersebut berubah bentuk.
- Additive : Material tambahan.
- Anti Foam : Karakteristik oli yang tidak menghasilkan busa.
- Anti Rust : Karakteristik oli yang mencegah munculnya karat.
- Anti Wear : Karakteristik oli yang mencegah aus pada material.
- Ash Content : Nilai debu yang ada pada oli.
- Bearing : Komponen untuk mengurangi aus dari gesekan.
- Belt : Komponen yang mentransfer energi dari penggerak dan pulley.
- Boiling Point : Titik didih sebuah elemen.
- Bolt (Baut) : Pasangan mur untuk pengencangan.
- Cetane Number: Representasi nilai pembakaran bahan bakar.
- Clamp : Komponen pengikat pipa dengan hose.
- Coulomb (Q) : Nilai elektron yang dialirkan pada material konduktor.
- Coolant : Cairan pendingin mesin.
- Density : Berat jenis elemen.
- Drop Point : Titik leleh dimana panas mulai mencairkan grease pada mesin.
- Electrolyte Battery: Jenis baterai yang menggunakan reaksi kimia dari beberapa jenis bahan kimia untuk menghasilkan arus listrik.
- Flash Point : Representasi nilai temperatur yang dibutuhkan untuk menyalakan bahan bakar.
- Gasket : Komponen pencegah kebocoran.
- Key : Pengunci antara pulley dan shaft.
- Konduktor : Elemen yang dapat menghantarkan arus listrik.
- Leverage : Komponen yang berfungsi untuk meneruskan gaya kinetik.
- Liquid : Material cair.
- Nut (Mur) : Pasangan bolt untuk mengencangkan objek.
- Pin : Komponen pengunci untuk bagian yang bergerak.
- Pour Point : Suhu terendah yang masih memungkinkan bahan bakar untuk tetap mengalir.
- Pressure : Nilai tekanan.
- O-ring : Pelindung kebocoran pada seal.
- Oxidation inhibitor: Karakteristik oli yang mencegah oksidasi.
- Resistance : Nilai hambatan dalam ohm.
- Screw : Jenis fastener yang mirip dengan baut, namun lebih kecil.
- Seal : Komponen pencegah kebocoran.
- Snap ring : Pengunci komponen agar tidak berpindah tempat.
- Specific Gravity: Rasio berat jenis elemen dibandingkan dengan berat jenis air.
- Stud : Produk fastener yang terbuat dari steel rod.
- Tensile Strength: Titik maksimal tarikan dari material.
- Thread : Jenis ulir pada baut.
- Viscosity : Titik kekentalan cairan.
Washer : Komponen berbentuk cincin yang terletak antara fastener dengan objek yang dikencangkan.