Komponen Busi dan fungsinya

Busi merupakan komponen penting yang berfungsi menghasilkan percikan listrik (spark) untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompresi pada mesin pembakaran dalam tipe premix, seperti mesin bensin.

 

Terminal busi memiliki beragam bentuk, sehingga pemilihannya perlu diperhatikan agar sesuai dengan kebutuhan. Pada bagian ini akan dibahas secara rinci mengenai struktur busi, fungsi dari setiap bagiannya, serta berbagai jenis bentuk terminal yang tersedia.

Struktur Busi

Busi dipasang pada bagian mesin yang disebut plug hole (lubang busi) dan berfungsi sebagai penutup. Dari titik ini, busi menyalurkan arus listrik dari luar ke dalam silinder, kemudian melepaskannya dalam bentuk percikan listrik (discharge) yang menimbulkan api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.

 

Secara umum, struktur busi terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu:

 

  • Terminal: ujung atau penyambung arus listrik
  • Isolator: keramik pelindung yang mencegah kebocoran arus
  • Housing: bodi atau rumah busi
  • Elektroda pusat (center electrode)

Terminal (Ujung Busi)

Terminal merupakan bagian busi yang berfungsi menerima tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil. Bagian ini terletak menonjol ke luar silinder (tempat piston bergerak naik turun) dan menjadi titik sambungan dengan kabel busi yang menyalurkan arus listrik bertegangan tinggi.

 

Bentuk terminal umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu tipe ulir (sekrup) dan tipe soket (plug-in). Beberapa busi juga dilengkapi adaptor nut, sehingga dapat digunakan pada kedua jenis terminal tersebut. 

Bentuk Terminal Busi

Terminal busi tersedia dalam beberapa bentuk, yaitu:

 

Tipe Terpadu (One-piece)

Tidak menggunakan mur, dan hanya dapat digunakan pada tipe soket (plug-in).

 

Tipe Ulir (Threaded)

Tidak menggunakan mur, dan hanya sesuai untuk tipe ulir (screw type).

 

Tipe Kombinasi (Removable/Convertible)

Dilengkapi dengan mur adaptor, jika mur terpasang dapat digunakan pada tipe soket, sedangkan jika mur dilepas dapat digunakan pada tipe ulir.

 

Isolator (Keramik Busi)

Isolator merupakan komponen busi yang berfungsi menopang elektroda pusat dari terminal hingga bagian inti, sekaligus mencegah terjadinya kebocoran arus listrik. Bagian ini dibuat dari keramik khusus yang memiliki kemampuan isolasi sangat tinggi.

 

Pada umumnya, isolator dilengkapi lekukan yang disebut corrugation. Lekukan ini berfungsi memperpanjang jalur permukaan antara terminal dan housing, sehingga dapat mencegah terjadinya flashover atau loncatan arus listrik yang tidak diinginkan pada bagian luar busi.

 

Bagian Kaki Isolator

Kaki isolator adalah bagian bawah dari isolator yang menutupi elektroda pusat, menonjol keluar dari housing, dan masuk ke dalam ruang bakar mesin. Karena posisinya langsung bersentuhan dengan ruang pembakaran, bagian ini harus memiliki kekuatan tinggi, tahan panas, bersifat isolatif, serta mampu menghantarkan panas dengan baik. Oleh sebab itu, material yang digunakan umumnya adalah alumina.

 

Panjang kaki isolator juga berpengaruh terhadap nilai panas (heat range) busi, yaitu kemampuan busi dalam melepas panas yang diterimanya. Jika kaki isolator lebih panjang, panas akan lebih sulit dilepaskan sehingga nilai panasnya rendah (busi panas atau hot plug). Sebaliknya, jika kaki isolator lebih pendek, panas lebih cepat dilepaskan sehingga nilai panasnya tinggi (busi dingin atau cold plug).

 

Poros Tengah (Middle Shaft)

Poros tengah merupakan bagian yang menghubungkan terminal dengan elektroda pusat. Komponen ini berfungsi menyalurkan arus listrik bertegangan tinggi secara efisien tanpa hambatan menuju elektroda pusat. Untuk menjaga kekuatan sekaligus keandalannya, poros tengah umumnya dibuat dari material baja.

 

Elektroda Pusat

Arus listrik bertegangan tinggi dialirkan dari terminal melalui poros tengah, kemudian diteruskan ke elektroda pusat. Komponen ini umumnya dibuat dari paduan nikel yang memiliki ketahanan panas serta daya tahan tinggi, sementara bagian intinya menggunakan tembaga untuk meningkatkan konduktivitas panas.

 

Semakin tipis elektroda pusat, semakin mudah terbentuk percikan api yang besar. Namun, karena tingkat keausannya juga lebih cepat, kini tersedia busi dengan elektroda berbahan platinum yang memiliki titik leleh lebih tinggi, bahkan juga iridium. Khusus elektroda iridium, keunggulannya terletak pada kebutuhan tegangan percikan yang lebih rendah, sehingga dapat memberikan kepastian pengapian serta kinerja penyalaan yang lebih optimal.

 

Rumah Busi (Housing)

Housing merupakan komponen logam berbentuk silinder yang berfungsi menutupi isolator dan elektroda pusat. Pada bagian ujungnya terdapat elektroda massa (Ground Electrode) yang dilas, sehingga terbentuk celah percikan api (spark gap) antara elektroda massa dengan elektroda pusat yang menonjol dari housing.

 

Selain itu, housing dilengkapi ulir (drat) yang digunakan untuk memasang busi pada cylinder head mesin. Ulir ini memiliki variasi ukuran panjang (thread reach) dan diameter. Jika ukuran ulir yang dipilih tidak sesuai, busi berisiko mengalami gangguan fungsi bahkan kerusakan. Karena itu, pemilihan ukuran ulir yang tepat sangatlah penting.

 

Gasket (Ring Penguat Busi)

Dalam pemasangan busi, penggunaan torsi dan sudut putar yang sesuai sangat penting, dengan nilai rekomendasi yang biasanya ditentukan berdasarkan diameter ulir busi. Sebagian besar busi juga dilengkapi dengan gasket.

 

Gasket merupakan cincin berongga yang terletak pada bagian atas ulir housing. Saat busi dipasang ke cylinder head dan ulir dikencangkan, gasket akan ikut tertekan dan berubah bentuk sehingga menutup rapat celah antara housing dan lubang busi. Dengan begitu, tingkat kedap udara meningkat dan kebocoran gas pembakaran dapat dicegah.

 

Elektroda Massa (Ground Electrode)

Elektroda massa adalah bagian berbentuk kait yang menonjol dari housing busi. Komponen ini berperan penting karena menjadi pasangan elektroda pusat dalam menghasilkan loncatan bunga api (discharge) untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar.

 

Bentuk elektroda massa memiliki beberapa variasi, antara lain:

 

  • Tipe alur U (U-groove): memiliki permukaan lebih luas yang bersentuhan dengan campuran udara dan bahan bakar, serta banyak sisi tajam. Hal ini memudahkan terbentuknya bunga api, menghasilkan inti api lebih besar, dan memberikan energi pengapian yang lebih kuat.
  • Tipe tapered cut (potongan meruncing): memiliki efek pendinginan (quenching effect) yang lebih kecil dibanding bentuk standar, sehingga performa pengapiannya lebih baik.

 

Selain bentuknya, lebar celah (gap) antara elektroda pusat dan elektroda massa juga mempengaruhi kinerja pengapian. Celah yang lebih lebar dapat menghasilkan inti api lebih besar dan pengapian yang lebih stabil. Namun, jika terlalu lebar, tegangan dari ignition coil mungkin tidak mencukupi sehingga bunga api gagal terbentuk. 

Kesimpulan

Apakah Anda sudah memahami cara kerja dan struktur busi? Dengan mengenal fungsi dari setiap bagiannya, Anda akan lebih mudah menentukan pilihan busi yang tepat. Perhatikan bentuk terminal, jenis elektroda massa, serta nilai panas (heat range) sebagai acuan utama dalam memilih busi yang sesuai dengan kebutuhan mesin Anda.

 

Sumber : monotaro.com