Baut adalah komponen penting dalam kegiatan konstruksi dan industri. Ada berbagai jenis baut yang tersedia, seperti alloy steel dan stainless steel. Setiap jenis baut memiliki karakteristik dan kekuatan tarik yang berbeda-beda.
Selain itu, baut juga memiliki standar ISO dan standar ASTM yang berbeda, serta terdapat klasifikasi material carbon steel yang dapat mempengaruhi kekuatan baut.
Alloy steel
Alloy steel adalah jenis material baut yang memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan material baut biasa. Untuk memahami alloy steel, kita perlu mengenal kelas-kelas baut menurut standar ISO.
Kelas Baut Menurut Standar ISO
- Kelas 4,4: materialnya besi atau baja yang memiliki kandungan baja rendah
- Kelas 4,6: materialnya adalah baja karbon rendah
- Kelas 5,8: materialnya adalah baja karbon rendah, namun lebih tinggi kekuatan tariknya daripada kandungan di kelas 4,6
- Kelas 8,8: materialnya adalah baja karbon rendah, namun memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi
- Kelas 9,8: materialnya adalah baja karbon sedang, namun kekuatan tariknya lebih besar daripada kelas 8,8
- Kelas 10,9: materialnya adalah paduan dari baja, namun kekuatan tariknya lebih tinggi daripada kelima bahan diatas.
Setiap kelas memiliki karakteristik bahan yang berbeda-beda, seperti kandungan baja rendah, karbon rendah, dan paduan baja. Namun, jika penjelasan kelas baut menurut ISO terasa sulit dipahami, maka kita bisa mengacu pada Standar ASTM (American Society for Testing Materials), yaitu ASTM A325 dan ASTM A36 yang hanya terdiri dari dua jenis baut yang dapat dikenali berdasarkan kekuatan tarik minimumnya.
Standar ASTM
Ada dua jenis standar ASTM yang umum digunakan dalam baut, yaitu:
1. ASTM A325: Baut dengan jenis material ini memiliki grade tinggi dan sering disebut sebagai baut HTB (High Tension Bolt). Kekuatan tarik minimumnya sama dengan standar ISO kelas 8,8.
monotaro.id Baut Mur A-325 Pack Kecil (High Tensile Bolt/HTB)
/j6P105456690-1.jpg)
2. ASTM A36: Baut jenis ini memiliki kandungan kadar karbon yang rendah dan biasa disebut sebagai baut hitam. Baut ini setara dengan standar ISO kelas 4,6. Kandungan karbon yang rendah membuatnya lebih mudah untuk dipotong dan dibentuk, tetapi kurang kuat dibandingkan dengan baut dengan grade tinggi.

Meskipun hanya ada dua jenis standar ASTM yang digunakan dalam baut, namun penting untuk memilih jenis yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Baut dengan grade tinggi seperti ASTM A325 umumnya digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kekuatan tarik yang tinggi seperti konstruksi jembatan dan gedung bertingkat tinggi. Sedangkan baut hitam seperti ASTM A36 biasanya digunakan dalam aplikasi yang tidak memerlukan kekuatan tarik yang tinggi seperti konstruksi atap dan dinding.
monotaro.id Baut Mur Putih Full Drat Pack Kecil

Klasifikasi material Carbon steel
Pada dasarnya material Carbon steel dibagi menjadi 3, yaitu:
- Low carbon steel : Class 4.6, class 4.8 &5.8
- Medium Carbon steel : class 8.8
- High Carbon steel (Alloy steel): class 10.9 , class 12.9
Stainless steel
Stainless steel adalah sebuah material paduan yang terdiri dari campuran logam seperti nikel, krom, besi, dan karbon. Material ini dikenal karena ketahanannya terhadap korosi dan kekuatan mekaniknya yang tinggi.
Tingkatan Stainless Steel
Kandungan minimal chromium pada stainless steel
Setiap jenis stainless steel memiliki kandungan minimal chromium sebesar 10,5%. Kandungan ini berperan dalam perlindungan material dari karat.
Peran chromium pada perlindungan material dari karat
Kandungan chromium pada stainless steel membantu mengikat oksigen di permukaan material stainless steel, sehingga mencegah terjadinya korosi atau karat.
Kandungan nikel pada stainless steel
Kandungan nikel pada stainless steel membuat material ini lebih kebal terhadap korosi.
Kode-kode Stainless Steel
Stainless steel 304
Stainless steel 304 adalah jenis stainless steel paling umum yang digunakan di seluruh dunia. Material ini mengandung minimal 16-24% chromium dan 35% nikel serta sejumlah kecil mangan dan karbon.
Stainless steel 316
Stainless steel 316 adalah jenis stainless steel yang juga banyak digunakan di pasaran. Material ini memiliki kandungan kurang dari 5% molybdenum yang meningkatkan ketahanan terhadap korosi.
- monotaro.id Baut Mur Stainless Steel 316 Pack Kecil

- THE Bolts & Nuts Stainless Steel 316 (Baut Mur Stainless Steel)
/fwP104629572-1.jpg)
Perbedaan utama antara stainless steel 304 dan 316
Perbedaan utama antara stainless steel 304 dan 316 adalah penambahan kandungan molybdenum pada stainless steel 316 yang membuatnya lebih tahan terhadap korosi di lingkungan yang mengandung klorida atau garam lebih banyak.
Stainless Steel 304
Kandungan chromium dan nikel pada stainless steel 304
Stainless steel 304 mengandung minimal 16-24% chromium dan 35% nikel serta sejumlah kecil mangan dan karbon.
Kekuatan dan kelemahan stainless steel 304
Stainless steel 304 memiliki kekuatan dan ketahanan yang sangat baik terhadap korosi, namun rentan terhadap korosi larutan klorida atau dari lingkungan pantai.
Penggunaan umum stainless steel 304
Stainless steel 304 digunakan untuk berbagai aplikasi seperti pengencang dan perangkat keras finishing, peralatan rumah tangga, tabung peralatan, wastafel, dan perangkat keras dekoratif atau arsitektur dalam ruangan.
- monotaro.id Baut Socket L Full drat SS 304 Pack Kecil

- THE Baut Mur Stainless Steel 304 (Baut Mur Stainless Steel)
/cgP104629448-1.jpg)
Stainless Steel 316
Kandungan chromium dan nikel pada stainless steel 316
Stainless steel 316 memiliki kandungan minimal 16-18% chromium, 10-14% nikel, 2-3% molybdenum, serta sejumlah kecil mangan dan karbon.
Kekuatan dan kelemahan stainless steel 316
Stainless steel 316 memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap korosi di lingkungan yang mengandung klorida atau garam lebih banyak, namun memiliki harga yang lebih mahal daripada stainless steel 304.
Penggunaan umum stainless steel 316
Stainless steel 316 digunakan untuk berbagai aplikasi industri yang melibatkan bahan kimia dan lingkungan yang memiliki salinitas tinggi seperti daerah pesisir pantai.
Tabel Jenis Baut dan Ukurannya
|
Material |
Jenis baut |
Ukuran |
|
SUS 316 |
Hexagonal bolt |
M6 |
|
M8 |
||
|
M10 |
||
|
M12 |
||
|
M16 |
||
|
M18 |
||
|
M20 |
||
|
M22 |
||
|
M24 |
||
|
M28 |
||
|
M30 |
||
|
SUS 304 |
Hexagonal bolt |
M4 |
|
M5 |
||
|
M6 |
||
|
M6 |
||
|
M10 |
||
|
M12 |
||
|
M14 |
||
|
M16 |
||
|
M20 |
||
|
M22 |
||
|
M24 |
Material Specification
|
Material |
Tensile strength (N/m) |
Yield strength |
|
Low Carbon |
60 |
36 |
|
Medium Carbon |
120 |
92 |
|
A325 |
120 |
92 |
|
SS316 |
70.000 (psi) |
- |
|
SS304 |
- |
- |
|
Grade 4.6 |
240 |
400 |
|
Grade 5.8 |
400 |
520 |
|
Grade 8.8 |
640 |
830 |
|
Grade 10.9 |
900 |
1040 |
|
Grade 12.9 |
1080 |
1220 |
Keterangan:
Tensile strength - Maksimum beban yang dapat ditahan didalam suatu bahan sebelum bahan tersebut pecah
Yield strength - Beban maksimal dalam suatu tegangan yang dapat ditahan oleh material tertentu sampai berkurang sifat elastisitasnya




























































































































































