Saat ini, keamanan pangan menjadi aspek yang sangat penting. Karena pelumas pada mesin pengolahan makanan bersentuhan langsung dengan produk yang dikonsumsi manusia, maka standar keamanannya harus jauh lebih ketat dibandingkan pelumas biasa. Sekali saja muncul keraguan atau hilangnya kepercayaan konsumen, akan sangat sulit untuk mengembalikannya. Oleh karena itu, produsen harus bekerja dengan sangat hati-hati dan senantiasa berupaya maksimal untuk menjamin keamanan pangan.
Pada bagian ini, kami akan membahas standar yang berlaku untuk pelumas mesin pengolahan makanan, sekaligus poin-poin penting yang harus diperhatikan dalam penggunaannya untuk mendukung pemeliharaan dan perawatan mesin.
Apa itu NSF
NSF adalah lembaga yang berfokus pada kesehatan masyarakat, keselamatan, dan lingkungan. Dalam industri produksi dan pengolahan makanan, sangat penting untuk menganalisis potensi bahaya yang dapat muncul di setiap tahap proses.
Pendekatan yang menitikberatkan pada pengelolaan risiko ini dikenal dengan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point). NSF turut melakukan peninjauan dan pendaftaran terkait penerapan HACCP, serta mengelola registrasi berbagai senyawa yang digunakan di lingkungan pengolahan makanan.
Untuk produk pelumas, NSF menetapkan standar khusus yang disesuaikan dengan tingkat kemungkinan kontak dengan makanan serta jenis penggunaannya. Pada bagian berikut, kita akan membahas lebih lanjut mengenai standar pelumas yang terdaftar di NSF.
Standar | Penjelasan |
3H | Pelumas yang berfungsi sebagai pelepas cetakan (release agent) dan diizinkan bersentuhan langsung dengan makanan. Biasanya digunakan pada permukaan cetakan atau pisau pemotong. Jenis ini tidak mengandung aditif pelumas untuk mesin makanan. |
H1 | Diizinkan untuk kontak tidak sengaja dengan makanan. Umumnya dipakai pada bagian mesin seperti rantai atau bantalan poros (bearing). |
H2 | Digunakan pada bagian mesin yang tidak berpotensi bersentuhan dengan makanan. |
H3 | Standar khusus untuk minyak anti-karat, biasanya diaplikasikan pada troli, hook, atau rel tempat menggantung daging. |
Perlu diketahui bahwa di Indonesia sampai saat ini belum tersedia sertifikasi atau standar khusus untuk pelumas mesin pengolahan makanan. Karena itu, saat menggunakan pelumas pada mesin makanan, disarankan untuk memilih pelumas yang telah memiliki sertifikasi internasional, misalnya pelumas dengan standar NSF H1
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menggunakan Pelumas pada Mesin Pengolahan Makanan
Dalam metode HACCP yang diterapkan untuk menjamin keamanan dan kebersihan proses produksi makanan, penggunaan pelumas diprioritaskan berdasarkan urutan berikut:
- Tidak menggunakan pelumas sama sekali, jika memungkinkan.
- Mencegah kebocoran atau kontak langsung pelumas dengan makanan.
- Menggunakan pelumas yang diizinkan untuk kontak tidak sengaja dengan makanan, apabila kontak benar-benar tidak dapat dihindari.
Terkait poin pertama, yaitu tidak menggunakan pelumas, memang sedang dikembangkan peralatan bebas oli. Namun, masih terdapat banyak tantangan, seperti ukuran peralatan yang menjadi lebih besar serta munculnya masalah dalam pemeliharaan.
Untuk poin kedua, yaitu mencegah kebocoran atau kontak pelumas dengan makanan, praktik di lapangan cukup sulit dilakukan. Meski begitu, prinsip keamanan HACCP tetap bisa dijalankan dengan memperhatikan hal-hal berikut saat mengoperasikan mesin:
- Melakukan pengelolaan dan perawatan mesin secara rutin.
- Memilih serta menggunakan pelumas yang sesuai dengan masing-masing aplikasi.
- Menerapkan langkah pencegahan khusus pada setiap bagian mesin yang menggunakan pelumas.
Sedangkan untuk poin ketiga, yaitu menggunakan pelumas yang diizinkan untuk kontak tidak sengaja dengan makanan, pemilihan pelumas bersertifikasi NSF H1 dapat dianggap sesuai dengan prinsip HACCP.
Kesimpulan
Selain memastikan mesin digunakan sesuai petunjuk, pemeliharaan rutin sangat penting dilakukan untuk meminimalkan risiko pelumas bersentuhan dengan makanan secara tidak sengaja.
Setiap mesin membutuhkan jenis pelumas yang berbeda pada bagian tertentu, sehingga pemilihan pelumas yang tepat menjadi hal yang wajib. Dalam beberapa kasus, konsultasi dengan produsen mesin juga diperlukan sebelum menentukan jenis pelumas yang digunakan.
Untuk pelumas pada rantai konveyor atau bagian yang berada di atas makanan, perlu diterapkan langkah pencegahan agar pelumas tidak menetes dan mencemari makanan. Sementara itu, pada pelumas yang digunakan di dekat makanan—misalnya pada slicer atau pisau pemotong—tindakan pencegahan harus dilakukan dengan lebih ketat agar kebersihan makanan tetap terjamin.
Singkatnya, setiap bagian mesin yang menggunakan pelumas membutuhkan strategi pencegahan yang tepat, dan strategi tersebut harus dijalankan secara konsisten.
Sumber : monotaro.com