Lem adalah salah satu alat tulis yang pasti pernah digunakan oleh semua orang. Terutama bagi Anda yang banyak melakukan pekerjaan administratif, lem mungkin menjadi salah satu perlengkapan yang sering digunakan. Namun, tahukah Anda bahwa lem memiliki berbagai jenis, dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri?
Dengan memahami jenis-jenis lem dan menggunakannya secara tepat sesuai kebutuhan, pekerjaan kecil sekalipun bisa menjadi lebih mudah dan efisien. Pada kesempatan kali ini, kami akan memperkenalkan berbagai jenis lem serta tips memilih lem yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda!
Apa Itu Lem?
Lem adalah alat serbaguna yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti menutup amplop, menempelkan artikel koran yang ingin disimpan, dan masih banyak lagi.
Lem paling cocok digunakan untuk merekatkan kertas tipis antar lembar. Selain itu, lem juga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan ringan pada furnitur atau wallpaper. Oleh karena itu, menyimpan lem di rumah atau kantor bisa sangat berguna dalam berbagai situasi.
Jenis Lem dan Cara Memilihnya
Meskipun disebut "lem", jenis dan bentuknya sangat beragam. Jika Anda memilih lem yang kurang nyaman digunakan atau tidak sesuai dengan kebutuhan, justru bisa menurunkan efisiensi kerja.
Untuk itu, jelaskan terlebih dahulu tujuan utama penggunaan lem, lalu pilih jenis yang paling sesuai. Kemudahan penggunaan juga menjadi faktor penting, seperti kemudahan penyimpanan, kepraktisan saat dibawa, dan dalam situasi seperti apa lem tersebut akan digunakan.
Jenis lem mencakup lem stik, lem cair, dan berbagai bentuk lainnya. Bahkan, wadah atau kemasannya pun tersedia dalam beragam variasi. Berikut ini salah satu jenis lem beserta keunggulannya:
Lem Perekat Berbentuk Pita (Tape Glue)
Jenis lem ini memungkinkan Anda untuk menempel tanpa membuat tangan kotor, dan dapat diaplikasikan secara presisi pada area yang diinginkan. Sangat cocok untuk pekerjaan seperti menutup amplop atau menempel lurus dengan rapi dan merata.
Selain itu, lem pita tidak memerlukan waktu pengeringan, sehingga sangat ideal bagi Anda yang ingin bekerja cepat dan efisien.
Daya rekatnya pun bervariasi, mulai dari yang kuat dan permanen hingga yang lemah dan bisa dilepas ulang. Jadi, pastikan untuk memeriksa kekuatan perekatnya sebelum membeli.
Namun, dibandingkan dengan lem cair atau lem stik konvensional, lem pita cenderung lebih mahal. Jika Anda sering menggunakannya, sebaiknya pilih tipe dengan panjang pita yang lebih banyak, bisa diisi ulang, dan tersedia refill-nya dengan mudah, agar lebih hemat dan efisien dalam jangka panjang.
Lem Pati (Starch Glue)
Ketika mendengar kata "lem", banyak orang mungkin langsung teringat dengan jenis lem yang satu ini. Lem dengan tekstur kental ini biasanya dikemas dalam tabung atau wadah, dan terbuat dari pati jagung. Karena aman dan memiliki banyak kegunaan, lem pati sering digunakan di TK, PAUD, dan sekolah dasar.
Lem ini cocok untuk kerajinan tangan karena mudah diaplikasikan ke area yang luas. Namun, penggunaannya membutuhkan ketelitian, karena jika tidak merata, hasilnya bisa menimbulkan kerutan atau permukaan kertas yang bergelombang.
Selain itu, lem ini bisa meninggalkan rasa lengket di tangan dan bekas kotor di meja. Oleh karena itu, disarankan menggunakan alat bantu seperti spatula atau kuas, serta melapisi meja kerja dengan kertas koran agar proses lebih rapi dan nyaman.
Lem Tipe Pulpen (Pen-type)
Lem cair atau lem tape yang dikemas dalam bentuk seperti pulpen ini adalah pilihan paling praktis untuk dibawa-bawa. Cocok untuk Anda yang ingin selalu siap sedia lem, namun merasa lem biasa terlalu memakan tempat di dalam kotak pensil. Bahkan jika meja Anda tidak memiliki laci, lem ini tetap bisa disimpan dengan rapi di tempat pensil.
Namun, perlu diingat bahwa lem tipe pena tidak cocok untuk merekatkan area yang luas. Fungsinya lebih sebagai lem cadangan atau lem praktis untuk keperluan darurat, bukan untuk pekerjaan merekatkan dalam jumlah besar.
Lem Cair (Liquid Glue)
Lem cair memiliki kandungan air yang tinggi, sehingga mudah meresap ke dalam kertas dan menghasilkan daya rekat yang kuat. Aplikasinya dilakukan melalui spons di ujung wadah, sehingga Anda bisa mengoleskan lem dengan cepat dan tanpa membuat tangan kotor. Selain harganya yang terjangkau, lem ini juga tersedia dalam kemasan isi ulang berkapasitas besar, menjadikannya pilihan ekonomis.
Namun, lem cair juga memiliki beberapa kekurangan. Jika tutup tidak ditutup rapat, spons di ujungnya bisa mengering dan tidak bisa digunakan lagi. Selain itu, karena sifatnya yang cair, lem ini dapat menyebabkan kertas menjadi keriput jika digunakan terlalu banyak atau tidak merata.
Lem Stick (Stick Glue)
Lem padat adalah jenis lem berbentuk stik yang digunakan dengan cara diputar untuk mengeluarkan isinya. Lem ini memiliki banyak keunggulan, seperti tidak membuat tangan kotor, tidak mudah membuat kertas keriput, hemat tempat saat disimpan, dan mengering lebih cepat dibandingkan lem cair.
Bersama lem cair, lem padat termasuk salah satu jenis yang paling sering digunakan. Namun, perlu diperhatikan bahwa daya rekatnya cenderung lebih lemah, dan dalam beberapa kasus, lem bisa terlepas seiring waktu. Oleh karena itu, penting untuk memahami karakteristiknya dan menyesuaikannya dengan kebutuhan sebelum memilih jenis lem ini.
Lem Semprot (Spray Glue)
Lem semprot adalah lem cair yang dikemas dalam bentuk aerosol (kaleng semprot). Seperti namanya, lem ini digunakan dengan cara menyemprotkannya langsung ke permukaan, sehingga sangat cocok untuk merekatkan benda berukuran besar atau permukaan yang luas secara merata dan cepat.
Keunggulan lain dari lem semprot adalah kemampuannya merekatkan berbagai jenis material, seperti karton tebal, kardus, busa urethane, styrofoam, bahkan beberapa jenis lem semprot memiliki daya rekat tinggi yang bisa digunakan pada kaca dan logam.
Jenis ini sangat serbaguna dan efisien, terutama untuk proyek kerajinan, desain, atau pekerjaan industri ringan yang membutuhkan perekat yang kuat dan cepat.
Cara Memilih Lem Berdasarkan Kebutuhan
Saat memilih lem, penting untuk mempertimbangkan bukan hanya jenisnya, tetapi juga ukuran benda yang sering Anda rekatkan. Misalnya, lem semprot kurang cocok untuk merekatkan potongan kertas kecil, sementara mengoleskan lem stik pada seluruh permukaan kertas A4 mungkin terasa kurang efisien.
Secara umum, berikut panduan pemilihan lem berdasarkan luas permukaan:
- Untuk area luas: gunakan lem cair, lem semprot, atau lem pati (lem dari bahan pati seperti lem TK).
- Untuk benda kecil atau pekerjaan detail: gunakan lem padat (stik), lem tape, atau lem tipe pena.
Selain itu, Anda juga bisa memilih jenis lem berdasarkan faktor lain yang penting dalam proses kerja, seperti:
- Daya rekat
- Tampilan akhir setelah direkatkan
- Kecepatan keringnya lem
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, Anda bisa menemukan jenis lem yang paling sesuai dengan kebutuhan dan efisien dalam penggunaannya.
Kesimpulan
Lem adalah alat yang hampir pasti ada di sekitar kita. Tapi, apakah Anda sudah memilih lem yang tepat dengan daya rekat dan kenyamanan penggunaan yang sesuai? Jika pekerjaan terasa tidak berjalan lancar, bisa jadi penyebabnya adalah jenis lem yang kurang tepat.
Bagi Anda yang selama ini menggunakan lem sekadar karena sudah terbiasa atau tanpa berpikir panjang, ada baiknya mulai sekarang meninjau kembali jenis lem yang Anda gunakan. Memilih lem yang sesuai dengan kebutuhan bisa membuat pekerjaan lebih cepat, rapi, dan efisien.
Sumber : monotaro.com