Jenis-Jenis Perban dan Cara Penggunaan yang Tepat

Tidak hanya tenaga medis, banyak perusahaan di lokasi kerja seperti proyek konstruksi maupun perkantoran juga menyediakan perban dalam kotak P3K. Saat terjadi keadaan darurat, kita perlu mengetahui cara membalut luka dengan benar. Perban sendiri memiliki berbagai jenis dan cara penggunaan. Oleh karena itu, penting untuk memilih perban yang sesuai dengan kebutuhan serta memahami teknik membalut yang tepat.

Jenis dan Karakteristik Perban

Perban memiliki banyak fungsi, di antaranya untuk melindungi luka, menopang obat atau selang infus, memberikan tekanan untuk menghentikan perdarahan, serta menahan atau mengikat saat terjadi patah tulang maupun dislokasi. Karena fungsinya berbeda-beda, perban juga memiliki beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, gunakanlah perban sesuai dengan tujuan dan bagian tubuh yang akan dibalut.

 

Perban Elastis (Stretch Bandage)

Jenis-Jenis Perban dan Cara Penggunaan yang Tepat Perban ini tipis dan dapat meregang, sehingga termasuk jenis perban standar yang paling sering digunakan. Mudah dipasang, tidak mudah kendur, dan bisa dibalut dengan mudah pada area sendi. Perban ini juga memiliki daya serap dan sirkulasi udara yang baik. Umumnya digunakan untuk menahan kain penutup luka agar tetap pada posisinya atau memberikan bantalan untuk melindungi luka. Namun, karena sifatnya yang lentur, perban ini tidak cocok digunakan untuk menyangga atau mengikat bagian tubuh saat terjadi patah tulang.

Perban Elastis Tebal (Elastic Bandage)

Jenis-Jenis Perban dan Cara Penggunaan yang Tepat

Perban ini lebih tebal dan memiliki daya regang yang kuat. Memberikan tekanan yang cukup sehingga banyak digunakan untuk mengikat atau menahan bagian tubuh saat terjadi patah tulang, dislokasi, atau keseleo, serta untuk keperluan taping. Berbeda dengan perban non-elastis, jenis ini tetap bisa meregang sehingga lebih mudah digunakan pada area sendi atau bagian tubuh yang sulit dibalut dengan perban biasa. Perban elastis tebal ini umumnya sering dipakai di klinik ortopedi maupun tempat fisioterapi.

 

Perban Non-Elastis (Non-Stretch Bandage)

Jenis-Jenis Perban dan Cara Penggunaan yang Tepat Perban ini tidak memiliki daya regang sama sekali. Biasanya digunakan untuk menahan atau mengikat bagian tubuh yang cedera, dan banyak dipakai di klinik ortopedi maupun tempat fisioterapi. Karena tidak memberikan tekanan tambahan, perban ini bisa menahan bagian yang cedera tanpa memberi beban berlebih. Namun, karena tidak elastis, perban ini lebih sulit dipasang dan mudah terlepas, sehingga perlu teknik dan cara mengikat yang tepat agar hasil balutan lebih kuat.

 

Perban Perekat (Adhesive Bandage)

Jenis-Jenis Perban dan Cara Penggunaan yang Tepat Perban ini memiliki lapisan perekat pada salah satu sisinya. Cara penggunaannya berbeda dengan perban biasa yang dililitkan, karena digunakan seperti plester, yaitu dipotong sesuai kebutuhan lalu ditempelkan. Perban perekat biasanya dipakai untuk menahan selang atau kateter, menjaga agar kain kasa di area sendi tetap menempel, serta mengikat bidai saat terjadi patah tulang.

 

Perban Jaring (Net Bandage)

Jenis-Jenis Perban dan Cara Penggunaan yang Tepat Perban ini berbentuk tabung dari bahan jaring dan biasanya digunakan dengan cara dikenakan di atas kain kasa atau obat yang sudah ditempelkan pada luka untuk menjaga agar tetap pada posisinya. Karena memiliki elastisitas, perban jaring bisa menyesuaikan bentuk tubuh di berbagai area, seperti kepala, sendi, atau bahu, sehingga sangat berguna saat perban biasa sulit digunakan. Selain itu, perban ini juga memiliki sirkulasi udara yang baik, sehingga lebih nyaman dipakai dalam waktu lama.

Cara Membalut Luka dengan Perban

Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk membalut luka menggunakan perban?  Ada beberapa teknik membalut perban yang bisa digunakan sesuai dengan tujuan. Dalam praktiknya, teknik-teknik tersebut dapat dipakai secara terpisah atau dikombinasikan. Berikut akan dijelaskan beberapa cara membalut luka dengan perban serta hal-hal penting yang perlu diperhatikan.

 

Cara Memegang Perban

Posisi dasar saat menggunakan perban adalah memegang gulungan perban dengan tangan kanan, lalu menariknya ke arah kiri. Pastikan sisi dalam perban yang ditarik terlihat di bagian atas. Pegang gulungan perban dengan cara ibu jari tangan kanan berada di bagian dalam gulungan, sementara empat jari lainnya menempel di bagian luar untuk menjaga perban tetap stabil.

 

Macam-macam Cara Membalut Luka dengan Perban

  • Lingkaran
    Ini adalah cara membalut dengan melilitkan perban di tempat yang sama secara berulang. Perban dipasang melingkar lurus mengelilingi bagian tubuh (seperti lengan) berkali-kali. Biasanya, teknik ini digunakan pada awal dan akhir saat melakukan jenis lilitan perban lainnya.

 

  • Lilitan Spiral
    Ini adalah cara membalut dengan melilitkan perban secara spiral, sambil menumpuk sekitar 1/2 hingga 2/3 bagian dari lilitan sebelumnya. Teknik ini biasanya digunakan untuk melindungi perban kasa atau untuk mengikat bidai. Namun, karena mudah bergeser, teknik ini kurang cocok untuk fiksasi pada kondisi patah tulang. Cara ini paling sesuai digunakan pada bagian tubuh yang diameternya sama atau tidak banyak berubah.

 

  • Lilitan Zig-Zag
    Ini adalah cara membalut dengan melilitkan perban secara spiral, tetapi tidak ditumpuk. Setiap lilitan dibuat dengan jarak tertentu sehingga ada celah di antaranya. Teknik ini biasanya digunakan untuk membantu mengikat bidai secara sementara.

 

  • Lilitan Lipat-Balik
    Teknik ini digunakan untuk membalut bagian tubuh yang ukurannya makin mengecil atau membesar, seperti betis. Caranya: pertama, lilitkan perban satu kali dengan teknik lingkaran (misalnya di sekitar pergelangan kaki). Setelah itu, gulungkan perban secara miring ke atas. Saat sampai di bagian tepi lilitan sebelumnya, tekan dengan ibu jari, lalu lipat perban ke arah miring bawah. Ulangi langkah ini beberapa kali sambil digeser sedikit demi sedikit agar balutan rapi dan kuat.

 

  • Lilitan Pita Gandum
    Ini adalah cara membalut dengan pola seperti angka 8. Teknik ini digunakan pada bagian tubuh yang memiliki sendi atau bisa menekuk, seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, atau pangkal paha. Caranya: pertama lilitkan perban sekali dengan teknik lingkaran, lalu gulungkan miring ke atas. Bawa perban melewati bagian belakang hingga sejajar dengan lilitan lingkaran, kemudian gulungkan miring ke bawah. Ulangi langkah ini sehingga lilitan membentuk pola angka 8 secara silang.

 

Awal dan Akhir Balutan

  • Awal Balutan : Sebagian besar teknik balutan dimulai dengan lilitan lingkaran. Caranya, letakkan ujung perban sedikit miring sehingga tersisa bagian yang menonjol, lalu lilitkan sekali secara mendatar. Setelah itu, lipat bagian ujung yang tersisa, kemudian lilit lagi di atasnya. Dengan begitu, perban tidak mudah bergeser.

 

  • Akhir Balutan : Kebanyakan balutan juga diakhiri dengan lilitan lingkaran. Setelah melilit, potong perban lalu lipat sedikit bagian ujungnya ke dalam. Agar lebih rapi, ujung perban bisa dilipat ke samping membentuk seperti trapesium. Terakhir, kencangkan dengan penjepit perban atau plester. Jika tidak ada penjepit, perban bisa di sobek ujungnya lalu diikatkan.

 

Hal yang Perlu Diperhatikan

Jika perban dililit terlalu kencang, aliran darah bisa terhambat. Karena itu, jangan sampai menekan terlalu kuat. Balutlah dengan cara menggulirkan perban secara perlahan agar tetap nyaman dan aman.

Kesimpulan

Dengan memahami jenis-jenis perban dan cara membalut yang tepat, kita bisa lebih tenang dan siap menghadapi keadaan darurat. Setelah selesai membalut, jangan lupa untuk memastikan apakah tujuan balutan sudah tercapai, periksa kondisi area yang dibalut, serta pastikan aliran darah tidak terhambat.

 

Sumber : monotaro.com